Teori akuisisi bahasa kedua
adalah gagasan dari Stephen Krashen, seorang peneliti dan linguis terkenal pada
awal tahun 1980-an. Teori ini menjadi penting, karena pada waktu itu teori ini
mempengaruhi semua penelitian mengenai bagaimana bahasa kedua diperoleh.
TEORI BAHASA KEDUA
Menurut teori ini, seseorang
tidak perlu untuk menggunakan aturan gramatikal dari bahasa yang dipelajari.
Hal yang diperlukan adalah interaksi yang bermakna yang terdapat dalam bahasa
itu sendiri, yang umumnya lebih berfokus pada pesan yang disampaikan dari
aturan grammar dan aturan dalam berbicara. Kompetensi atau kemampuan berbahasa
diperoleh sebagai akibat dari menerima
input yang komprehensif tanpa mengalami instruksi formal atau pelatihan tentang
grammar atau membaca bahasa itu sendiri.
Hipotesis
Teori
Krashen memiliki beberapa hipotesisi utama, diantaranya adalah:
1. Hipotesis Akuisisi Belajar (Acquisition Learning)
Menurut
Krashen, terdapat dua sistem perfoma dari bahasa kedua
- Sistem
Perolehan, Dimana bahasa diperoleh dalam keadaan sadar. Hal ini terjadi ketika
seorang anak, misalnya, yang terkespos oleh sebuahh bahasa dalam lingkungan
yang natural, semisal sekolah atau di rumah, mulai mereproduksi struktur tata
bahasa yang benar secara bawah sadar. Anak lebih fokus pada mengkomunikasikan
pesan dan bahasa yang datang secara alami padanya. Saat ia tidak belajar
bahasa, ia tidak fokus pada apa yang ua ucapkan. Akuisisi bahasa hanya terjadi
jika seorang anak dapat memahami pesan dalam bahasa kedua.
- Sistem
Belajar, dimana seorang individu belajar sebuah bahasa melalui instruksi di
dalam sebuah kelas. Disini, fokusnya adalah pada belajar aturan tata bahasa dan
sadar akan proses dimana mereka mengerti bentuk bahasa yang digunakan.
Ketika
membandingkan kedua sistem tersebut, Krashen menunjukkan bahwa akuisisi
(perolehan) lebih penting ketimbang belajar. Ia merasa bahwa belajar hanya
dapat menguji pengetahuan seseorang tentang tata bahasa, tetapi ketika ia fokus
pada konten maka ia dapat memproduksi, kesalahan dalam tata bahasa akan
terjadi. Belajar tata bahasa tidak menjamin bahwa yang tahu bagaimana dapat
menggunakan bahasa itu dengan benar. Kefasihan dalam berbahasa membutuhkan
seseorang yang secara efisien mengkomunikasikan pesan. Oleh karena itu, untuk
penguasaan bahasa secara benar, seorang individu harus memperolehnya.
Kritik Terhadap Hipotesis Ini
Kritik
terhadap hipotesisi ini ditunjukkan karena Krashen dianggap gagal dalam
menyediakan bukti yang cukup dan atas fakta yang memadai bahwa bahasa juga
dapat dikuasai melalui pendidikan formal, dimana siswa tidak berinteraksi dengan
orang-orang dan juga belum berbicara bahasa kedua dalam setting natural.
2. Hipotesis Monitor
Krashen
percaya bahwa setiap pelajar bahasa kedua memiliki sebuah monitor yang bisa ia
gunakan untuk memperbaiki bahasanya. Seorang pelajar akan menggunakan sistem
belajarnya sebagai sebuah monitor untuk memoles, mengedit, dan memperbaiki apa
yang telah dipelajari melalui sistem perolehannya. Sebuah monitor dapat
digunakan secara mudah secara tertulis ketimbang dalam bentuk lisan.
Hal
ini karena saat kita berbicara, ada lebih banyak fokus pada apa yang dikatakan
dibandingkan bagaimana hal itu dikatakan. Juga, biasanya hanya sedikt waktu
untuk mengingat apa aturan bahasa yang terkait dengan apa yang tengah
dikatakan. Pelajar bahasa kedua dapat berlebihan, kurang atau secara optimal
menggunakan monitor tersebut.
Kritik
Kritik terhadap hipotesis monitor
adalah bahwa tidak terdapat pengetahuan yang konkret tentang bagaimana monitor
dapat bekerja dan jika hal itu benar-benar dapat bekerja. Ada juga perdebatan
mengapa monitor hanya ada dalam sistem belajar.
3. Hipotesis Tatanan Alami (Natural Order)
Hipotesis
ini menyatakan bahwa individu cenderung untuk memperoleh struktur gramatikal
bahasa kedua setelah tatanan alami yang mudah diprediksi. Ini berarti bahwa
mereka lebih mungkin untuk memperoleh struktur gramatikal tertentu sebelum
orang lain. Pola akuisisi berbeda untuk bahasa pertama dan bahasa kedua. Tetapi
pola memperolehnya cenderung sama baik untuk orang dewasa maupun anak-anak.
Kritik
Hipotesis
ini dikritik karena hanya didasarkan pada pengamatan tentang bagaimana orang-orang
menggunakan bahasa kedua dalam lingkungan sekitarnya. Kritik kedua adalah bahwa
hal itu membuat proses pembelajaran kognitiff tampak sangat sederhana dengan
menggambarjan secara jelas antara “mendapatkan” dan “belajar”.
4. Hipotesis Input
Hipotesisi
ini menjelaskan bagaimana sebuah bahasa secara aktual diperoleh. Ketika
seseorang, tereskpos oleh input yang komprehensif melalui membaca atau
mendengar struktur bahasa yang melebihi tahapan kompetensi bahasa yang ia
miliki, maka ia memperoleh bahasa. Krashen menggunakan formula i+1 untuk
menujukkan bahwa input harus mengantung struktur bahasa dari tahapan
selanjutnya
Krashen
percaya bahwa, proses belajar dan berada pada lingkungan yang naturan dan tidak
semua individu akan mempunyai level kompetensi yang sama. Oleh karena itu,
Input komunikatif alami harus digunakan untuk memenuhi kebutuhan individu.
Input tidak harus terdiri dari struktur tata bahasa yang telah digunakan pada
tujuan dan harus alami. Akhirnya, pelajar tidak boleh dipaksa untuk berbicara.
Kata-kata akan keluar ketika ia sudah siap.
Kritik
Pada
hipotesis ini, input yang komprehensif tidak secara jelas didefinisikan. Kritik
lainnya adalah level bahasa dari pelajar atau level yang lebih tinggi dari
level yang eksis tidak dapat dijelaskan dengan baik.
5. Hipotesis filter Affective
Merujuk
pada hipotesisi ini, emosi dari seorang individu bertindak sebagai filter yang
membantu atau menghalangi akuisisi bahasa. Seseorang yang sangat termotivasi
dan percaya diri dengan tingkat kecemasan yang rendah akan lebih sukses
ketimbang seseorang dengan motivasi yang rendah, kepercayaan diri yang rendah
dan tingkat kecemasan yang lebih tinggi dalam mengakuisisi sebuah bahasa.
Motivasi dan kepercayaan diri yang rendah akan menghambat proses akuisisi bawah
sadar.
Kritik
Kritik
terhadap hipotesis ini adalah filter dikatakan banya hadir pada orang dewasa,
bukan ana-anak dan tidak ada penjelasan konkrit bagaimana filter itu bekerja.
gambar: Designed by Freepik
gambar: Designed by Freepik
Ingin Cari Kaos Dakwah Terbaik, Disini tempatnya:
ReplyDeleteKaos Dakwah Terbaru
Mau Cari Bacaan Cinta Generasi Milenia Indonesia mengasikkan, disini tempatnya:
Mungkin Kau Sering Lupa Kebaikan Istrimu
Terima kasih atas ilmunya, sangat membantu saya
ReplyDelete