Teori kekayaan media menyatakan bahwa media memiliki
kemampuan untuk mentransmisi informasi yang dibutuhkan. Kemampuan untuk
mentransmisi informasi ini, bergantung pada informasi yang dibutuhkan pada saat
ketidakpastian atau ketidakjelasan. Teori ini dikemukakan oleh Daft dan Lengel
dan juga dikenal dengan teori “information richness theory”.
Merujuk
pada teori ini, banyak media atau bentuk komunikasi memiliki level atau
kekayaan dalam hal informasi yang mereka sediakan. Media dapat diperingkatkan
berdasarkan kemampuan mereka dalam menangani ketidakjelasan atau
ketidakpastian.
Kekayaan media dapat ditentukan melalui kriteria berikut ini:
a) Kapasitas untuk menyertakan fokus pribadi
Setiap media memiliki tingkatan
yang berbeda soal fokus pribadi, khususnya ketika sebuah media menggabungkan
perasaan pribadi dan emosi, pesan akan tersampaikan dengan baik. Sebagai
contoh, komunikasi face-toface dibandingkan dengan komunikasi melalui email.
b) Kecepatan umpan balik
Sebuah komunikasi dikatakan lengkap ketika feedback dapat segera diperoleh, adanya feedback mengindikasikan bahwa sebuah pesan diterima dengan baik. Feedback memastikan bahwa setiap kesalahan dalam transmisi dapat segera dikoreksi. Kecepatan atau kedekatan umpan balik dalam sebuah medium merujuk pada kemampuan medium tersebut untuk mengizinkan pengguna memberikan respon yang cepat pada saat komunikasi diterima. Medium yang digunakan seharusnya dapat mensupport komunikasi dua arah.
c) Penyampaian isyarat
Terdapat beberapa cara bagi
medium komunikasi informasi untuk dapat dicapai dan isyarat itu dapat berupa
audio atau visual.
Sebagai contoh, sebuah iklan
kampanye stop merokok dapat dikomunikasikan dengan kombinasi dari beberapa
isyarat. Background yang digunakan dapat berupa suasana yang kusam dan surat,
visual yang digunakan dapat berupa seseorang yang menderita di bangsal rumah
sakit dan suara yang digunakan dapat berupa suara yang merintih kesakitan.
d) Variasi penggunaan bahasa
Variasi penggunaan bahasa disini
adalah banyaknya makna yang dapat disampaikan melalui simbol bahasa yang
digunakan semisal angka atau penggunaan bahasa asli. Angka mengindikasikan
presisi sementara bahasa asli membantu membawa berbagao konsep dan ide.
Sebuah medium dikatakan memiliki kekayaan
yang lebih jika memiliki sejumlah besar kriteria. Merujuk hal ini, berarti media
dapat diperingkat berdasarkan urutan menurun berdasarkan kekayaan mereka :
tatap muka, sistem video, sistem audio dan sistem teks.
Contohnya,
ketika sebuah channel berita melakukan sebuah investigasi skandal suap, mereka
akan mencari informan untuk mendapatkan informasi orang dalam. Jika
korespondensi dilakukan melalui email, maka informan akan menolak untuk
memberikan data karena merasa hal itu
akan memberatkan dirinya, atau ia akan menggunakan kata-kata yang sangat
hati-hati untuk menyembunyikan fakta atau informasi.
Namun, jika jurnalis menelepon
informan tersebut, maka terdapat kemungkinan untuk meredakan keraguan si
informan. Bahkan, ketika interview dilakukan secara tatap muka, terdapat
keuntungan lebih yang mungkin diperoleh melalui observasi terhadap ekspresi
wajah, bahasa tubuh dan pemahaman ketika informan mengatakan sebuah kebohongan.
Ketidakyakinan dan Ketidakjelasan
Kebutuhan akan sebuah komunikasi
kadang kala dibutuhkan untuk mengurangi ketidakpastian atau untuk mengurangi
ketidakjelasan. Merujuk pada teori kekyaan media, lean media seperti email
dalah medium yang paling baik untuk mengurangi ketidakpastian dan rich media
seperti tatap muka adalah cara terbaik untuk mengurangi ketidakjelasan.
Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa teori kekayaan media berdasarkan apakah terdapat situasi
yang tidakpasti atau tidak jelas. Metode penggunaan media komunikasi harus
ddiasarkan pada tingkat kekayaan yang dimiliki
kritik
Terdapat dua kritik terhadap teori ini:
1. Tingkat kekyaan dari
medium tetap sama meskipun digunakan oleh orang yang berbeda. Maksudnya, teori
ini tidak memperhitungkan kemampuan komunikasi yang berbeda dari tiap orang.
Misal, seorang sales yang terbiasa menggunakan email untuk berjualan tentu
berbeda efektivitas komunikasinya dengan orang awam dalam hal berkomunikasi
melalui email.
2. Sebuah kegiatan
boleh jadi memiliki perbedaan level ketidakpastian dan ketidak jelasan dan hal
ini tidak masuk akal untuk memutuskan apakah menggunakan media yang kaya atau
media yang lean. Maksudnya, dalam setiap kegiatan pasti memiliki keragaman ketidakpastian
dan ketidakjelasan. Maka dengan kegiatan yang berbeda-beda keragaman
ketidakpastian dan ketidakjelasan tersebut maka tidak masuk akal jika hanya
terdapat dua pilihan saja. Rich media atau lean media.
Ingin Cari Kaos Dakwah Terbaik, Disini tempatnya:
ReplyDeleteKaos Dakwah Terbaru
Mau Cari Bacaan Cinta Generasi Milenia Indonesia mengasikkan, disini tempatnya:
Mungkin Kau Sering Lupa Kebaikan Istrimu