Reduksi
disonansi kognitif adalah berbagai upaya yang dilakukan oleh individu untuk
mengurangi disonansi kognitifnya. Upaya tersebut hanya dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu melakukan upaya komunikasi tertentu atau dengan mengubah
perilaku (yang juga didukung oleh upaya komunikasi). Upaya komunikasi dapat
dilakukan dengan reassurance, encouragement, rationale, selective
exposure, selective attention, selective interpretation, selective retention,
maupun minimal justification (mencakup pemberian minimal incentive
dan minimal punishment).
Upaya
lain adalah mengubah perilaku yang bertentangan dengan kognisi positif
tertentu, namun untuk mengubah perilaku tersebut, tetap ada upaya komunikasi
yang menyertainya, termasuk semua upaya komunikasi yang tersedia untuk
mengurangi disonansi kognitif, kecuali rationale, karena rationale
adalah upaya mengurangi disonansi kognitif dengan menambahkan kognisi positif
baru tanpa perlu mengambil tindakan tertentu, sehingga rationale tidak
memiliki dampak terhadap pengubahan perilaku sama sekali.
Dalam teori ini, Festinger membahas kondisi dua
elemen kognitif yang saling relevan satu sama lain dalam diri individu, tapi
kedua elemen tersebut inkonsisten atau tidak saling mendukung. Keadaan tersebut
disebut sebagai disonansi kognitif dan menghasilkan ketaknyamanan di dalam diri
individu. Keadaan tak nyaman dari disonansi inilah yang mendorong orang untuk
bertindak secara kognitif untuk mengurangi disonansi akibat inkonsistensi dari
kedua (atau lebih) elemen kognitif tersebut. Festinger membuat derajat disonansi
dalam rumus (Harmon-Jones dalam Littlejohn & Foss, 2009: 110):
Disonansi
Kognitif = Kognisi Disonan
(Kognisi Disonan + Kognisi Konsonan)
Rumus tersebut pada dasarnya berarti tingkat disonansi
kognitif terletak pada kognisi yang disonan berbanding terbalik dengan seluruh
kognisi yang ada dalam pikiran individu. Dari rumus ini, Festinger menjelaskan
bagaimana cara invidu mengurangi disonansi dengan menambah kognisi yang
konsonan atau menghilangkan kognisi yang disonan. Festinger juga menambahkan
satu konsep yang bisa memperkuat (bisa juga memperlemah) kognisi, yaitu tingkat
penting (importance) (Harmon-Jones
dalam Littlejohn & Foss, 2009: 110).
Bisa saja kognisi konsonan maupun kognisi
disonan tidak ditambah maupun dihilangkan, tetapi importansi salah satunya
ditambah. Tetapi, individu juga bisa tidak mengubah kognisinya sama sekali dan
memilih untuk mengubah sikapnya. Berikut adalah rangkuman dari berbagai cara
yang dapat dilakukan individu untuk mengurangi disonansi kognitifnya (Harmon-Jones
dalam Littlejohn & Foss, 2009: 110):
- Menambah kognisi yang konsonan
- Menghilangkan kognisi yang disonan
- Meningkatkan importansi dari kognisi yang konsonan
- Mengurangi importansi dari kognisi yang disonan
- Mengubah sikap (tidak memanipulasi kognisi atau importansi
sama sekali)
Teori disonansi
kognitif juga menjelaskan bahwa disonansi kognitif dapat dikurangi dengan
perubahan perilaku maupun sikap. Perubahan perilaku mengacu pada perubahan yang
berdasarkan pada tindakan atau aksi, sedangkan perubahan sikap mengacu pada
perubahan atas kognisinya. Berbeda dengan Harmon-Jones, West & Turner
mengajukan pendapat berbeda tentang bagaimana individu dapat mengurangi disonansi
kognitifnya, yaitu dengan (West & Turner, 2010:118):
1.
Menambah kognisi yang konsonan dalam rasio disonansi sehingga
melebihi kognisi yang disonan
2.
Mengurangi importansi dari kognisi yang mengalami disonansi
3.
Mengubah kognisi yang awalnya disonan menjadi kognisi yang lebih
konsonan dengan kognisi atau perilaku yang diacu.
Perbedaan
di antara dua pendapat (antara Harmon-Jones dengan West & Turner) tentang
upaya mengurangi disonansi kognitif terletak pada ada tidaknya peningkatan atau
pengurangan importansi dan juga pada penggunaan istilah pengubahan kognisi atau
pengubahan sikap. Harmon-Jones menggunakan pengubahan sikap, sedangkan West
& Turner menggunakan pengubahan kognisi, yang pada dasarnya keduanya
berkaitan. Pengubahan kognisi akan berpengaruh pula para perubahan sikap,
karena kognisi adalah bagian dari sikap.
Dalam pembahasan pengubahan sikap yang didorong
oleh disonansi kognitif, sikap yang berubah cenderung mengikuti kognisi yang
paling sulit untuk diubah atau dikalahkan oleh kognisi lain. Riset dalam teori
ini banyak mengasumsikan perilaku terakhir dari individu biasanya perilaku yang
paling sulit diubah (Harmon-Jones dalam Littlejohn & Foss, 2009: 110).
0 Response to "Reduksi Disonansi Kognisi"
Post a Comment