Teori
ini membahas efek dari inkonsistensi di antara kognisi yang memunculkan disonansi.
West & Turner (2010: 115) menjelaskan ada empat asumsi utama dalam teori
ini;
1.
Manusia menginginkan konsistensi dalam kepercayaan, sikap, dan
perilaku mereka, teori ini menjelaskan pentingnya konsistensi dan stabilitas
dalam apa yang mereka pikirkan dan perbuat.
2.
Disonansi diciptakan oleh inkonsistensi psikologis, disonansi yang
muncul adalah akibat dari inkonsistensi psikologis, bukan semata-mata
inkonsistensi logis.
3.
Disonansi adalah keadaan yang tidak disukai (aversive state) yang mendorong orang untuk bertindakn dengan dampak
yang mereka perhitungkan, menurut penelitian Elkin & Leippe (1986 dalam
West & Turner, 2010: 116), disonansi terbukti terkait dalam memunculkan
rangsangan psikologis, yang akan membuat individu untuk bertindak berdasarkan
dorongan psikologis.
Disonansi
menjadi motivasi bagi usaha untuk meraih konsonansi sekaligus usaha mengurangi disonansi,
rangsangan psikologis yang dimunculkan dari inkonsistensi psikologis akan
mendorong individu untuk menghindari situasi tersebut dan kemudian mencari
situasi yang dapat mengembalikan konsistensi psikologis.
0 Response to "Asumsi Teori Disonansi Kognitif"
Post a Comment